daftar isi

Sabtu, 02 Juli 2011

Terkendala Dana, 'WORKING GIRLS' Hanya Punya Tiga Copy

Meskipun memuat isu yang menarik, dibuat dengan apik, film dokumenter masih terseok untuk bisa tampil di layar komersil. Kendalanya adalah piranti jaringan bioskop 21 yang masih menggunakan pita yang butuh ratusan juta rupiah untuk mengubah format ke digital menjadi pita 35 mm."Terus terang dana kami terbatas, untuk membuat kopi filmnya. Kemampuan kami hanya bisa mencapai tiga kopi. Seandainya pemerintah bersedia membantu tentu kami senang. Tapi di tingkat pemda itu politiking itu sudah tinggi. Repot dan bikin capek, jadi kami menunggu pemerintah saja yang datang pada kami. Kalau memang mau membuat kopi-annya kami siap saja membantu," kata Nia Dinata saat berbincang tentang film Working Girls dengan pers di Metropole, Jakpus.
WORKING GIRLS adalah film antologi film pendek dengan tema Perempuan Pencari Nafkah. Di dalamnya ada tiga cerita LIMA MENIT LAGI, AH...AH...AH..., ASAL TAK ADA ANGIN, dan ULFIE PULANG KAMPUNG. "Semoga yang nonton tergugah untuk melakukan perubahan dalam hidupnya. Itu harapan sederhana kami," lanjut Nia.
Selain di jaringan 21, film ini diputar di Blitz Megaplex dengan format digital. "Putarnya di Jakarta, Bandung, Jogja. Semoga kota lain bisa juga nonton dengan gelaran road show nanti," harapnya.
Sejak tahun 201, Nia mendirikan yayasan untuk menampung social isu agar bisa diangkat ke film. Yayasan film Kalyana Shira Foundation dapat dana dari Ford foundation. Permintaannya yang penting bikin film bagus secara konsisten. "Tahun lalu kami membuat PERTARUHAN, juga tentang wanita dan otonomi tubuhnya. Tahun ini, WORKING GIRLS bisa diputar di 21 itu sebuah usaha luar biasa. Karena meskipun 21 mendukung, bersedia menayangkan tapi jika harus dalam format 35 mm, kami kesulitan memperbanyak master film," pungkasnya. (kpl/uji/mae)


sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons