Aksi tawuran antar warga yang belakang ini kerap terjadi di Jakarta, mengundang keprihatinan masyarakat, termasuk artis Ayu Dewi. Aksi yang kadang hanya disebabkan persoalan sepele itu, merurutnya merupakan ekses dari hidup yang tidak memiliki tujuan. Gesekan kecil saja dapat memicu terjadinya kekerasan."Aduh saya benci sekali karena tawuran nggak ada untungnya. Apalagi sekarang merambah ke masyarakat. Jadi kalau hidup itu harus ada tujuan, kalau nggak ada sama dengan nol. Yang kedua, buat apa emosi?" katanya saat ditemui di Kampus B The London School of Public Relation (LSPR), Jl. Mas Mansyur, Jakarta Pusat.
Padahal dengan kemajemukan yang ada, seharusnya masyarakat dapat menemukan hal lain dari perbedaan itu. Karena kehidupan memang harus beragam, termasuk pola pikir manusia.
"Kenapa justru nggak dijadikan sebagai kekayaan intelektual keanekaragaman?" sambung Ayu yang saat itu menjadi salah satu selebritis yang mendapat penghargaan LSPR Excellence Alumni Award 2011.
Pendapat itu bukan tanpa alasan. Sebab jika terjadi tawuran maka akan merugikan semua pihak. Ayu pun pernah secara langsung mengalami peristiwa tidak mengenakkan itu.
"Saya punya pengalaman tentang tawuran. Jadi waktu itu kita lagi di mobil jemputan dan saya duduk di baris kedua dari belakang dekat kaca. Kalau syuting kan rame, tiba-tiba duk. Kaca belakang retak. Itu kan merugikan orang lain. Kalau sudah begitu apa untungnya?" pungkasnya. (kpl/dis/dar)
sumber
0 komentar:
Posting Komentar