Jakarta - Setiap perempuan pasti memimpikan tubuh ideal dan langsing. Ini membuat mereka menghalalkan segala cara untuk memperoleh tubuh bak selebriti idolanya.
Seakan terobsesi, diet ketat saja dirasa tak cukup sehingga timbul suatu penyakit yang membawa mereka pada fenomena anoreksia nervosa.
Lantas, apakah anoreksia ini semacam penyakit atau tren yang banyak dianut selebriti kelas dunia?
Anoreksia nervosa merupakan kelainan, bukan tren. Biasanya penderita anoreksia ditandai dengan perubahan gambaran tubuh sendiri, munculnya ketakutan luar biasa akan kegemukan, penolakan untuk mempertahankan berat badan normal sehingga mereka ngotot diet mati-matian agar mendapat badan super kurus.
Sebagian besar penderita anoreksia adalah perempuan. Tak mengherankan, soalnya jika dikaitkan dengan isu kecantikan, para perempuan lebih gampang ‘diintimidasi’ termasuk gambaran tentang tubuh ideal (atau super kurus) agar bisa disebut ‘cantik’.
Banyak penderita yang meninggal di usia dini, dan paling tidak lima hingga delapan belas persen yang dirawat akibat anoreksia selanjutnya meninggal karena kelaparan atau bunuh diri.
Gangguan ini umumnya muncul di usia 17 dan sangat jarang dijumpai pada perempuan di atas usia 40. Masalah ini bisa dipicu peristiwa yang memicu depresi, seperti dikeluarkan dari kampus.
Anoreksia bisa saja hanya terjadi untuk jangka pendek. Tapi anoreksia biasanya merupakan penyakit kronis yang datang dan menghilang atau memburuk seiring waktu.
Gejala yang timbul
Sejauh ini penyebab pasti tidak diketahui, namun faktor sosial tampaknya memegang peran penting.Penderita anoreksia akan merasa bahagia dan lebih sukses jika mereka berhasil menurunkan berat badannya sehingga menjadi lebih langsing. Karena mereka merasa dengan badan gemuk menjadi tidak menarik, tak sehat serta tidak diinginkan lingkungan.
Gejala kekurangan gizi yang menemani anoreksia termasuk konstipasi, gangguan pencernaan dan perut kembung, dehidrasi, kram otot, gemetaran, tumbuh rambut halus di wajah, punggung atau lengan, payudara semakin datar, rambut kusam, menipis dan mudah patah, kulit kering dan pecah-pecah, tangan dan kaki dingin, detak jantung tidak beraturan, depersi dan kecemasan.
Sementara itu, penderita merasa dirinya ‘normal’ dan tidak ada yang salah dengan hal tersebut, sehingga tidak merasa ke dokter.
Pengobatan penyakit anoreksia ini cukup sulit karena mereka beranggapan tak ada yang salah dalam diri mereka. Untuk pengidap yang terindikasi kurang dari enam bulan, tak perlu dirawat secara khusus di rumah sakit, hanya butuh perhatian, kasih sayang serta perawatan dari keluarga maupun rekan terdekat.
Sedangkan untuk pengidap anoreksia yang lebih serius, harus di bawah bimbingan dokter yang khusus menanganinya serta mengganti pola makannya dan mengkonsumsi obat-obatan yang dianjurkan dokter agar dapat pulih seperti sedia kala kembali. [mor]
sumber
0 komentar:
Posting Komentar